Blogger templates

Rabu, 27 April 2011

TARIKH NABI

NABI ADAM as


Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dgn gunung-gunungnyalaut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannyamenciptakan langit dgn mataharinyabulan dan bintang-bintangnya yg bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yangdiciptakan utk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dgn hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. utk menciptakan sejenis makhluk lain yg akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya meni’mati tumbuh-tumbuhannyamengelola kekayaan yg terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yg telah ditakdirkan baginya.Kekhuatiran Para Malaikat.
Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itumereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yg lain itudisebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau krn pelanggaran yg mereka lakukan tanpa disadari.Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:”Wahai Tuhan kami!Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kamipadahal kami selalu bertasbihbertahmidmelakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinyasedang makhluk yg Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itunescaya akan bertengkar satu dgn lainakan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yg terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnyasehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yg Tuhan ciptakan itu.”
Allah berfirmanmenghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
“Aku mengetahui apa yg kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yg mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nyabersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadahkarena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya.”
Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liatkering dan lumpur hitam yg berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yg sempurna
.
Iblis Membangkang.
Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yg lainyang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yg akan diberi amanat menguasai bumi dgn segala apa yg hidup dan tumbuh di atasnya serta yg terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lbh mulialebih utama dan lbh agung dari Adamkarena ia diciptakan dari unsur apisedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dgn asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah utk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yg lainwalaupun diperintah oleh Allah.
Tuhan bertanya kepada Iblis:”Apakah yg mencegahmu sujud menghormati sesuatu yg telah Aku ciptakan dgn tangan-Ku?”
Iblis menjawab:”Aku adl lbh mulia dan lbh unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur.”
Karena kesombongankecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yg diperintahkanmaka Allah menghukum Iblis dgn mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dgn disertai kutukan dan laknat yg akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.
Iblis dgn sombongnya menerima dgn baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan utk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitantidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itubahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adamsebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikatdan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut utk memujuk mereka meninggalkan jalan yg lurus dan bersamanya menempuh jalan yg sesatmengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yg terlarangmenggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.
Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yg terkutuk itu:
“Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yg semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yg telah beriman kepada Ku dgn sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yg mantap yg tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah.” Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda.
Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumimaka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yg berada di alam semestakemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:”Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itujika kamu benar merasa lbh mengetahui dan lbh mengerti dari Adam.”
Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah utk menyebut nama-nama benda yg berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dgn berkata:”Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yg Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.”
Adam lalu diperintahkan oleh Allah utk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adamberfirmanlah Allah kepada mereka:”Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yg kamu lahirkan dan apa yg kamu sembunyikan.” Adam Menghuni Syurga.
Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa utk mendampinginya dan menjadi teman hidupnyamenghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya utk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yg disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjagaia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:”Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yg berada di sampingmu itu?”
Berkatalah Adam:”Seorang perempuan.”Sesuai dgn fitrah yg telah diilhamkan oleh Allah kepadanya.”Siapa namanya?”tanya malaikat lagi.”Hawa”jawab Adam.”Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?”tanya malaikat lagi.
Adam menjawab:”Untuk mendampingikumemberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dgn kehendak Allah.”
Allah berpesan kepada Adam:”Tinggallah engkau bersama isterimu di syurgarasakanlah keni’matan yg berlimpah-limpah didalamnyarasailah dan makanlah buah-buahan yg lazat yg terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapardahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yg akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yg zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adl musuhmu dan musuh isterimuia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yg kamu sedang ni’mat ini.” Iblis Mulai Beraksi.
Sesuai dgn ancaman yg diucapkan ketika diusir oleh Allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yg menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yg sedang hidup berdua di syurga yg tenteram damai dan bahagia.
Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adl kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk utk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis utk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yg ditunjuk itu adl krn dgn memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya dgn menunjukkan akan harumnya bau pohon yg dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yg halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.
Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yg bermaksud: “Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adl musuhmu yg nyata.”
Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:”Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu krn terkena bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami krn nescaya kami akan tergolong orang-orang yg rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami.” Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi.
Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yg mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yg manis namun berancun itu.
Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yg telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua utk lbh berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yg terlaknat itu.Harapan utk tinggal terus di syurga yg telah pudar krn perbuatan pelanggaran perintah Allahhidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yg merasa keni’matan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka utk selama-lamanya.Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yg tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yg penuh dgn kekayaan utk dikelolanyaakan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yg bernama manusia itu.Berfirmanlah Allah kepada mereka:”Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yg lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yg telah ditentukan.”
Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yg jauh berlainan dgn hidup di syurga yg pernah dialami dan yg tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yg fana ini dgn suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yg beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yg akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yg satu menjadi musuh yg lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yg lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yg menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. Kisah Adam dalam Al-Quran.
Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A’raaf ayat 11 sehingga 25 Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam.
Bahawasanya hikmah yg terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yg diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oelh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yg terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam utk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan utk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yg sudah patuh rajin beribadat bertasbih bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.
Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai lupa dan khilaf.Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yg walaupun ia telah menjadi manusia yg sempurna dan dikurniakan kedudukan yg istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yg lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yg menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yg dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.
Bahawasanya seseorang yg telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat Allah dan maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yg diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dgn kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan.
Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis yg turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dgn disertai kutukan dan laknat yg akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat krn kesombongannya dan kebanggaaannya dgn asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak utk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.

sumber : file hlp kisah para nabi dan tokoh islam

Jumat, 15 April 2011

Tingkatan Ikhlas Syeikh Ibnu Athahillah



Ibadah tak hanya sebatas fisik, betapa banyak diantara umat islam yang selesai mengikuti sebuah siraman rohani/pengajian, baru saja satu langklah keluar dari majelis pengajian hatinya sudah kembali keruh. Betapa banyak mereka yang sholat pagi siang malam tak henti – hentinya menyebut kan namanya hingga jidadnya menebal dan bibirnya basah oleh dzikir namun hatinya sekering pasir gunung sahara. Kenapa bisa demikian? karena hati ini tak tersirami dengan keikhlasan, sehingga semua amal perbuatan terkotori oleh nafsu yang kadang – kadang halus membius manusia tanpa sadar hingga terlena.
Adakah keikhlasan yang sejati? yang seperti apa? apakah mereka yang telah merelakan dengan sepenuh hati melaksanakan tanpa mengharap imbalan apapun bisa dikatakan ikhlas? atau yang menjalankan amal ibadah sesuai tuntunan ( meskipun dalam hati qolbu nya masih mengharap keridhoaan Nya serta balasan dari Nya) bisa dikatakan Ikhlas? bagaimanakah ikhlas dalam pengertian yang mendalam?
Seorang syekh, Ibnu Athahillah mengklasifikasikan Ikhlas ke dalam tiga golongan/tingkatan yang berbeda.
1. Tingkatan ikhlas ahli ibadah
2. Tingkat ikhlas orang muhibbin
3. tingkat ikhlas orang makrifat.
Ikhlas yg pertama adalah ikhlas bisa selamat dari sifat ria’, ujub dan sum’ah. keluar dan bebas dari kesombongan yang merusak amal perbuatan manusia. Menurut salah satu hadits bahwasanya Rasulullah berabda sesungguhnya Ria/Ujub/sombong dapat menghapus amal manusia laksana api membakar kayu bakar sangat cepat dan menghabiskan. tingkatan yang pertama ini adalah tingkatan terendah dari ilmu ikhlas yang bisa di pelajari oleh manusia, dimana amal ibadah hanya semata- mata mengharapkan pahala dan terhindar dari siksa karena murka Nya.
Ikhlas yg kedua adalah beramal karena Allah dengan maksud mengagungkan-Nya. jadi amal yang bukan karena mengharap pahala dan bukan karena takut akan siksaNya. sebagai mana pernah diungkapkan oleh rabi’atul al-addawiyah “saya tidak menyembah kepada-Mu karena takut neraka dan tidak pula mengharapkan surga. akan tetapi saya menyembah kepada-Mu semata – mata untuk mengagungkan-Mu”.
kedua tingkatan iklas diatas itu merupakan amal perbuatan yg masih disandarkan kepada dirinya sendiri.
Ikhlas yg ketiga adalah mengerti bahwasannya Allah-lah yg menggerakkan dan mendiamkan dirinya. sebab pada haqiqatnya manusia sama sekali tiada mempunyai daya kekuatan melainkan karena izin Nya semata (la khaula Wala Quata Ila Billah).sehingga terciptalah kepasrahan yang mutlak tanpa alasan pribadi dan diri ego yang terlintas. nafasnya untukNya, detak jantung, desir pikiran yang mebisik, tiap langkah, tiap kata, tak ada yang mengikuti hawa nafsu, sebuah kepasrahan total yang menciptakan cahaya kehidupan.
Manusia diciptakan dengan kemampuan yang berbeda, namun meski demikian adalah sebuah kemungkinan yang haq bahwa Umar bin Khotob , seorang yang pada massanya pernah memusuhi Rasullullah (Islam) di massa selanjutnya berbalik menjadi pedangnya Islam dan orang yang pertama kali mendukung Islam disebarkan secara terang – terangan.
Meski bagaimana kerasnya sebuah batu, tak akan sanggup melawan tetesan air hujan yang terus – menerus.

Minggu, 10 April 2011

Berlomba-lomba dalam kebaikan




Di dalam Al-Qur’an, baik atau kebaikan menggunakan kata ‘ihsan’, ‘birr’, dan ‘ishlah’. Kata ‘ihsan’ (‘ahsan’ dan ‘muhsin) bisa dilihat pada firman Allah:
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” (QS 4: 125)

Bila dikaitkan dengan definisi ‘ihsan’ dalam hadits kedatangan Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, maka ihsan adalah perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang karena merasakan kehadiran Allah dalam dirinya atau dia merasa diawasi oleh Allah SWT yang membuatnya tidak berani menyimpang dari segala ketentuan-Nya.
Sedangkan kata baik dalam arti ‘birr’ bisa dilihat pada firman Allah:
“Bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu ke timur maupun ke barat yang disebut suatu kebaikan, tetapi sesungguhnya kebaikan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab dan nabi-nabi serta memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS 2: 177).

Bila kita kaji ayat-ayat tentang kata ‘al birr’, termasuk ayat di atas, maka akan didapat kesimpulan bahwa kebaikan itu – menurut Mahmud Syaltut dalam tafsirnya – dibagi menjadi tiga, yakni ‘birr’ dalam aqidah, ‘birr dalam amal dan ‘birr’ dalam akhlak.
Adapun kata baik dengan menggunakan kata ‘ishlah’ terdapat dalam banyak ayat, misalnya pada firman Allah:
“Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: mengurus urusan mereka secara patut adalah baik.” (QS 2: 220)

Istilah ‘ishlah’ (berlaku baik) digunakan dalam kaitan hubungan antara sesama manusia. Dalam Ensiklopedia Hukum Islam, jilid 3 hal 740 dinyatakan, “Ishlah merupakan kewajiban umat Islam, baik secara personal maupun sosial. Penekanan ishlah ini lebih terfokus pada hubungan antara sesama umat manusia dalam rangka pemenuhan kewajiban kepada Allah SWT.”
Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun, kemuliaan manusia ternyata tidak terletak pada keindahan fisiknya. Kalau manusia dianggap mulia dengan sebab badannya yang besar, tentu akan lebih mulia binatang ternak seperti sapi, kerbau, unta, gajah dan sebagainya yang memiliki berat badan jauh lebih berat. Karenanya bila manusia hanya mengandalkan kehebatan dan keagungan dirinya pada berat badan, maka dia bisa lebih rendah kedudukannya daripada binatang ternak yang kemuliaannya terletak pada berat badannya. Allah SWT berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS 7: 179).

Oleh karena itu, kemuliaan manusia bisa kita pahami dari iman dan amal shaleh atau kebaikannya dalam bersikap dan bertingkah laku, di manapun dia berada dan dalam keadaan bagaimanapun situasi dan kondisinya. Itu sebabnya, semakin banyak perbuatan baik yang dilakukannya, maka akan semakin mulia harkat dan martabatnya di hadapan Allah SWT. Di sinilah letak pentingnya bagi kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan sebagaimana firman Allah:
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS 2: 148).

Jalan Menuju Amal Baik
Meskipun kebaikan kita sadari sebagai sesuatu yang harus kita laksanakan, ternyata hanya sedikit orang yang antusias untuk melakukan kebaikan itu. Karena itu, ada beberapa hal yang bisa dijadikan resep bagi seseorang agar bersemangat melakukan kebaikan.
Niat Yang Ikhlas
Niat yang ikhlas merupakan faktor penting dalam setiap amal. Karena di dalam Islam, niat yang ikhlas merupakan rukun amal yang pertama dan terpenting. Niat yang ikhlas karena Allah dalam melakukan kebaikan akan membuat seseorang memiliki perasaan yang ringan dalam mengerjakan amal-amal yang berat sekalipun, apalagi bila amal kebaikan itu tergolong amal yang ringan. Sedangkan tanpa keikhlasan, jangankan amal yang berat, amal yang ringan pun akan terasa berat. Di samping itu, keikhlasan akan membuat seseorang berkesinambungan (‘istimrar’) dalam melakukan amal kebaikan. Orang yang ikhlas tidak akan bertambah semangat hanya karena dipuji dan tidak akan melemah karena dicela. Adanya pujian atau celaan tidak akan mempengaruhi semangatnya dalam melakukan kebaikan.
Cinta Kebaikan Dan Orang Baik.
Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya terdapat rasa cinta pada kebaikan. Karena mana mungkin seseorang melakukan suatu kebaikan apabila dia sendiri tidak suka pada kebaikan itu. Oleh karena itu, rasa cinta pada kebaikan harus kita tanamkan ke dalam jiwa kita masing-masing sehingga kita menjadikan setiap bentuk kebaikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Sehingga kebaikan akan selalu menyertai kehidupan ini.
Di samping cinta kepada kebaikan, agar kita suka melakukan kebaikan, harus tertanam juga di dalam jiwa kita rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat baik. Hal ini akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk kebaikan, siapa pun yang melakukannya. Allah SWT telah menyebutkan kecintaan-Nya kepada siapa saja yang berbuat baik, karenanya kita pun harus mencintai mereka yang berbuat baik, Allah berfirman:
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (QS 2: 195).

Merasa Beruntung Bila Melakukan
Berbuat baik merupakan sesuatu yang sangat mulia dan seseorang akan bersemangat melakukan kebaikan apabila dengan kebaikan itu dia merasa yakin memperoleh keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Ada banyak keuntungan yang akan diperoleh manusia bila ia berbuat baik.
Pertama, selalu disertai oleh Allah SWT, lihat QS 16: 128.
Kedua, menambah kenikmatan untuknya, lihat QS 2: 58, 7: 161, 33: 29.
Ketiga, dicintai Allah, lihat QS 7: 161, 5: 13, 2: 236, 3: 134, 3: 148, 5: 96.
Keempat, memperoleh rahmat Allah, lihat QS 7: 56.
Kelima, memperoleh pahala yang tidak disia-siakan Allah SWT, lihat QS 9: 120, 11: 115, 12: 56.
Keenam, dimasukkan ke dalam surga, lihat QS 5: 85, 39: 34, 6: 84, 12: 22, 28: 14, 37: 80.
Merasa Rugi Bila Meninggalkan
Apabila seseorang merasa beruntung dengan kebaikan yang dilakukannya karena sejumlah keutamaan yang disebutkan dalam Al-Qur’an, maka bila seseorang tidak berbuat baik dia akan merasa sangat rugi, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Bagi seorang mukmin, bagaimana mungkin dia tidak merasa rugi bila tidak melakukan kebaikan, karena kehidupan ini memang harus dijalani untuk mengabdi kepada Allah SWT yang merupakan puncak dari segala bentuk kebaikan yang harus dijalani.
Manakala di dunia ini seseorang sudah merasa rugi, maka di akhirat pun dia akan merasa rugi, karena apa yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya di dunia akan sangat berpengaruh pada kehidupannya di akhirat, karena kehidupan akhirat pada hakikatnya adalah hasil dari kehidupan di dunia. Bila seseorang berlaku baik di dunia, dia akan memperoleh keberuntungan di akhirat di samping keberuntungan di dunia, sedangkan bila seseorang tidak melakukan kebaikan di dunia, maka dia akan memperoleh kerugian di dunia dan penyesalan yang sangat dalam di akhirat kelak sebagai akibat dari pengabaian nilai-nilai Islam, Allah SWT berfirman yang artinya, “Barang siapa mencari selain Islam sebagai agamanya, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Meneladani Generasi Yang Baik
Perbuatan baik dan yang lebih baik lagi akan dilakukan oleh seorang muslim apabila dia mau meneladani orang yang berbuat baik. Hal ini menjadi penting karena dengan demikian dia menyadari bahwa meskipun ia merasa sudah banyak perbuatan baik yang dilakukannya, tetap saja dia merasa masih sedikit dibanding orang lain yang jauh lebih baik dari dirinya. Sehingga akan memicu semangatnya untuk berbuat baik yang lebih banyak lagi. Karena itu, idealnya seorang mukmin bisa menjadi seperti cermin bagi mukmin lainnya sehingga manakala seseorang mengenal dan memperhatikan dirinya secara seksama akan terasa begitu banyak kekurangan, termasuk dalam hal berbuat baik.
Memahami Ilmu Kebaikan
Bagi seorang muslim, setiap amal yang dilakukannya tentu harus didasari pada ilmu, semakin banyak ilmu yang dimiliki, dipahami dan dikuasai, maka insya Allah akan makin banyak amal yang bisa dilakukannya. Sedangkan semakin sedikit pemahaman atau ilmu seseorang, akan semakin sedikit juga amal yang bisa dilakukannya. Apalagi orang yang mempunyai ilmu belum tentu secara otomatis bisa mengamalkannya. Ini berarti, seseorang akan semakin terangsang untuk melakukan kebaikan manakala dia memahami ilmu tentang kebaikan itu.
Kebaikan Yang Diterima
Setiap kebaikan yang dilakukan seseorang tentu harus menghasilkan penilaian yang positif dari Allah SWT. Paling tidak, ada dua kriteria tentang kebaikan yang diterima oleh Allah SWT.
Pertama, ikhlas dalam beramal, yakni melakukan suatu amal dengan niat semata-mata karena Allah SWT, atau tidak riya dalam arti mengharap pujian dari selain Allah SWT. Karena itu, dalam hadits yang terkenal, Rasulullah Saw bersabda yang artinya, “Sesungguhnya amal itu sangat tergantung pada niatnya.”
Kedua, melakukan kebaikan itu secara benar, karena meskipun niat seseorang sudah baik, bila ia melakukan amal dengan cara yang tidak benar, maka hal itu tetap tidak bisa diterima oleh Allah SWT. Sebab hal itu termasuk bagian dari mencari selain Islam sebagai agama, yang jelas-jelas akan ditolak Allah SWT sebagaimana yang sudah disebutkan pada QS 3: 85 di atas.
Akhirnya, menjadi jelas bagi kita bahwa hidup ini harus kita jalani semata-mata untuk mengabdi kepada Allah SWT (QS 51: 56) yang salah satunya terwujud dalam bentuk melakukan kebaikan. Dan masing-masing orang harus berusaha melakukan kebaikan sebanyak mungkin sebagai perwujudan kehidupan yang baik di dunia dan ini pula yang akan menjadi bekal bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di akhirat kelak.

Wallahu a’lam

pustaka.wordpress.com

Rabu, 06 April 2011

Apalah arti kesuksesan tanpa kegagalan

Kata "Berhasil dan Gagal" diibaratkan sebagai makanan pokok manusia. Kata tersebut yang mencetuskan peribahasa "makan garam" yaitu sebutan bagi orang yang telah berpengalaman menjalani hidupnya. Kegagalan adalah proses berkali-kali menuju keberhasilan, sedangkan parameter keberhasilan adalah tercapainya apa-apa yang diinginkan. Thomas Edison tak luput dari kegagalan dibalik keberhasilannya dalam menemukan lampu. Orang yang sukses adalah orang yang mau berubah karena orang yang sukses bersedia berkorban jiwa dan raga untuk menemukan seribu cara untuk gagal. Kegagalan yang tidak boleh terulang untuk yang kesekian kalinya. Mereka memiliki tekad yang gigih untuk meraih apa yang diinginkan mereka. Seperti pepatah mengatakan bahwa berakit rakitlah ke hulu, berenang kemudian yang berarti bersakit sakit dahulu, bersenang senang kemudian. Peribahasa itulah yang cocok untuk istilah Gagal dan Sukses.

Kata yang sering membuat penulis termotivasi kembali adalah “Do it repeatly” yang sering diucap berkali kali. Penulis tak pernah melihat buah, buah ibarat bonus bagi penulis. Hal terpenting adalah proses menuju kesuksesan. Jangan pernah berhenti pada kegagalan yang ke-1000 kalinya, karena yang ke-1001 kalinya adalah kesuksesan anda. Jika anda berhenti, maka anda akan menyesal selama lamanya. Itulah yang disebut dengan fokus pada mimpi indah, tujuan hidup atau impian anda sendiri. Jangan pernah menyesali apa yang tidak ada pada diri terlebihapa apa yang tidak tercatat pada rincian mimpi anda. Dan jangan meremehkan satu atau dua langkah anda, karena tanpa satu atau dua langkah, takkan pernah ada seribu langkah anda.

Syukurilah apa yang ada, karena hidup adalah anugrah terindah dari Allah SWT. Anda harus yakin bahwa apapun yang diberikan Allah SWT. pada kita adalah yang terbaik bagi kita semua. Anda tidak akan pernah menyadari bahwa yang tadinya ulat berbulu, kini menjadi kupu kupu indah yang terbang leluasa. Anda juga tidak pernah menyadari bahwa kaktus dan pohon mawar yang awalnya berduri kini mengembang bunganya. Bunga yang indah yang dihinggapi kupu kupu cantik. Itulah makna dari sebuah kegagalan dan kesuksesan.

http://www.kulinet.com

Followers

Translate

 

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.